Rentetan kekalahan Liverpool musim 2025/26 Liverpool: Ketika Roda Sulit Berputar

Inibet , kekalahan Liverpool musim 2025/26 ,Awal musim 2025-26 semestinya menjadi panggung bagi Liverpool untuk mempertahankan gelar juara dan menunjukkan bahwa mereka masih berada di puncak. Namun kenyataannya, skuat yang dipimpin oleh Arne Slot justru mengalami penurunan performa yang mengejutkan. Terkini, kekalahan 3-2 di tangan Brentford di Gtech Community Stadium menandai empat kekalahan beruntun di Premier League untuk Liverpool — sebuah catatan buruk yang menjadi alarm bagi seluruh penggemar dan pengurus klub.

Kekalahan Melawan Brentford: Titik Krisis

Kekalahan tersebut bukan sekadar kekalahan biasa. Ada beberapa poin penting yang harus digaris-bawahi:

  • Brentford unggul cepat melalui gol dari Dango Ouattara pada menit ke-5 melalui long throw yang berhasil dipotong pertahanan Liverpool.
  • Gol kedua datang dari Kevin Schade tepat sebelum turun minum, hasil dari serangan balik cepat yang mengekspos kelemahan lini belakang Liverpool.
  • Di babak kedua, penalti untuk Brentford — oleh Igor Thiago — menjadi pukulan tambahan, sebelum gol penghibur dari Mohamed Salah menit ke-89 terlambat membalikkan keadaan.
  • Statistik menunjukkan bahwa Liverpool kini sudah sembilan pertandingan beruntun di semua kompetisi tanpa clean sheet — sebuah tradisi yang tak pantas untuk tim juara bertahan.

Mengapa Ini Terjadi? Analisis Menyeluruh

1. Kerap Terkena Gol Cepat & Set-Piece

Liverpool tampak terus kebobolan di fase awal pertandingan. Melawan Brentford, gol Ouattara datang dari throw-in panjang yang berhasil dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan bahwa pertahanan mereka belum siap menghadapi cara-cara “unik” lawan.

2. Bangun Serangan, Gagal Eksekusi

Walau Liverpool menciptakan peluang, mereka gagal memaksimalkan. Wirtz memiliki kesempatan emas namun gagal memanfaatkannya. Kurangnya ketajaman ini membuat mereka tak bisa mengubah tekanan menjadi gol dengan efektif.

3. Kelemahan Taktik & Mental

Laporan taktis mencatat bahwa lawan-lawan telah “membaca” pola Juventus-an Liverpool: membendung build-up dari belakang, memaksa kesalahan dari bek tengah, dan mempersempit ruang bagi pemain kreatif. Ditambahkan dengan mental yang goyah setelah beberapa hasil buruk — kombinasi ini jadi racun yang berbahaya.

4. Beban Ganda Kompetisi

Liverpool terlihat masih kuat di kompetisi Eropa (contohnya kemenangan 5-1 atas Eintracht Frankfurt) namun performa domestik memburuk. Saat fokus terbagi antara liga, Champions League, dan target mempertahankan gelar, stamina dan konsentrasi menjadi tantangan nyata.

Dampak & Risiko yang Mengintai

  • kekalahan Liverpool musim 2025/26 Statistika menunjukkan: belum pernah dalam 40 tahun ada tim yang memenangkan Premier League setelah kehilangan empat laga beruntun. Untuk Liverpool, ini adalah lampu merah besar.
  • Posisi di klasemen sudah membahayakan: setelah kekalahan ini, mereka turun ke peringkat keenam, tertinggal empat poin dari puncak.
  • Moral tim bisa terganggu. Ketika sebuah tim besar mulai ragu terhadap identitasnya (bagaimana cara menang-cara bertahan-cara menyerang), maka pergeseran kultur bisa terjadi — dan itu perlu waktu untuk dikembalikan.

Titik Terang & Peluang untuk Bangkit

Meski situasi terlihat suram, bukan berarti harapan hilang. Beberapa hal yang bisa dioptimalkan:

  • Memperkuat lini belakang dan mengubah kebiasaan kebobolan cepat: mental “satu gol awal” harus ditepis.
  • Memperkuat komunikasi antara bek tengah dan gelandang defensif agar build-up bisa lebih aman.
  • Fokus pada laga-laga berikutnya: tiap kemenangan kecil bisa membantu memulihkan kepercayaan.
  • Manajemen rotasi pemain agar kelelahan tidak menjadi faktor.

Penutup

Kekalahan 3-2 dari Brentford bukan hanya hasil buruk biasa bagi Liverpool — itu adalah simbol gangguan besar dalam perjalanan musim ini. Empat kekalahan liga beruntun untuk juara bertahan adalah catatan yang harus diperbaiki segera. Dengan kombinasi taktis yang perlu disempurnakan, mental yang harus dibangkitkan, dan konsistensi yang harus kembali, Liverpool masih punya waktu untuk memperbaiki arah. Namun waktu tidak akan menunggu: tiap pertandingan ke depan bisa menjadi penentu — apakah mereka akan bangkit sebagai juara yang tangguh atau tersingkir dari persaingan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *